Indy Rahmawati : Siapa Aja Bisa Jadi Citizen Journalist. Asalkan…
Siapapun bisa menjadi jurnalis asalkan memiliki kemampuan dan keinginan. Hal ini terungkap di kelas offline Becoming A Citizen Journalist MARI Institute (MI), Sabtu, 30 September 2023 di lobby studio MARI, Kuningan, Jakarta Selatan. Indy Rahmawaty, jurnalis senior dan penyiar MOST Radio juga memberikan banyak tips yang dapat dipraktikkan langsung.
Kelas ini relevan dengan situasi kekinian, di mana berjamurnya content creator, vlogger, youtuber, dan organisasi yang memiliki kanal social media sendiri. Menurut Indy, konten yang dipublish di social media seharusnya sudah melalui proses self editing agar masyarakat mendapatkan informasi menarik, tidak provokatif, dan bermanfaat.
“Social media itu sangat powerful untuk menyebarkan informasi, melakukan verifikasi, dan mengumpulkan informasi. Jadi, memang harus hati-hati,” kata Indy.
Ia menambahkan, dampak sosial yang diakibatkan dari informasi hoax atau melanggar etika jurnalistik bisa berpengaruh buruk. Untuk itu, ia menyarankan, citizen journalist atau jurnalis warga dapat memahami etika-etika bagaimana mengumpulkan data, memproduksi, dan menyebarkan informasi.
“Apa yang diposting di social media harus dicek dan cek lagi. Ini penting banget,” tambah mantan news presenter TV One itu.
Konten yang baik adalah konten yang memiliki data dan manfaat. Salah satunya, saran Indy dengan melalukan riset, wawancara narasumber, observasi langsung di lapangan, dan verifikasi.
Pengalaman menarik pernah dialami salah seorang peserta, Suhendra . Pemilik akun tiktok suhendrafu ini mengupload konten yang menimbulkan persoalan kemudian. Ia mendapatkan somasi. Ogah menjadi polemik, Suhendra menghapus konten itu.
Menurut Suhendra, konten yang dipersoalkan itu sebenarnya tidak merugikan siapa-siapa. Ia hanya membeli tisu dari seorang pedagang lansia.
“Saya berniat membantu dan menyebarkan kebaikan. Setelah saya beli, saya berharap tisu itu dibagikan secara gratis tapi justru malah menuai kontroversi. Saya dituduh memanfaatkan pedagang itu untuk konten,” aku Suhendra.
Kejadian itu menurutnya menjadi pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam menyiarkan atau menyebarluaskan konten.
Indy menilai apa yang dialami Suhendra memang sering terjadi, terutama pada content creator dan vlogger yang terburu-buru mengupload kontennya.
“Solusinya, siapapun harus benar-benar mempertimbagkan konten dan proses produksinya,” tutup Indy.