Jangan OK-OK Aja, Ternyata Begini Sejarah Kata “OK”
“OK. Besok gue datang ya,”
“OK.Sip”
“Kalau udah OK, kabarin gue ya.”
Kamu familiar dengan kata OK dong. Kata yang sudah menjadi bagian dari percakapan sehari-hari, digunakan dalam percakapan formal dan non-formal. Kata ini berasal dari bahasa Inggris, tepatnya Inggris Amerika yang menunjukkan persetujuan, penerimaan, kesepakatan, persetujuan, pengakuan, atau tanda ketidakpedulian. OK sering juga digunakan oleh bangsa lain yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai kata pinjaman atau bahasa serapan. Kata ini dianggap sebagai kata yang paling sering diucapkan atau ditulis di bumi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) VI versi daring pun sudah memasukkan kata ini ke dalam perbendaharaan katanya. Menurut KBBI, kata OK memiliki arti untuk menyatakan setuju atau juga bermakna “ya”.
Meski asal-usulnya masih diperdebatkan; namun, sebagian besar referensi modern menyatakan kata ini berasal dari masyarakat Boston sebagai bagian dari keisengan untuk menyingkat dengan menggunakan ejaan yang salah pada akhir tahun 1830-an, Awalnya merupakan singkatan dari “oll correct” (“semua benar”). Asal usul ini pertama kali dijelaskan oleh ahli bahasa Allan Walker Read pada 1960-an.
Sebagai kata sifat , OK pada dasarnya berarti “memadai” atau “dapat diterima” sebagai lawan dari “buruk” . Jika digunakan dalam kalimat contohnya seperti berikut, “Bos menyetujui hal ini, jadi OK untuk dikirim”; atau memiliki arti “biasa-biasa saja” ketika digunakan sebagai kontras dari “baik”, “kentang gorengnya enak, tapi burgernya OK (biasa saja). Kata ini memiliki peran yang sama dengan kata keterangan; “Wow, kamu melakukannya dengan OK untuk pertama kalinya bermain ski!”.
Sebagai kata seru kata ini dapat menunjukkan kepatuhan contohnya “OK, saya akan melakukannya”, atau persetujuan; “OK, tidak apa-apa”. Kata ini dapat berarti “persetujuan” ketika digunakan sebagai kata benda “bos sudah OK . Beli aja ” atau, dalam bahasa sehari-hari, sebagai kata kerja ; “bos meng-OK-kan pembelian”. OK, sebagai kata sifat, dapat menyatakan pengakuan tanpa persetujuan. Sebagai penanda , kata ini juga dapat digunakan dengan intonasi yang tepat untuk menunjukkan keraguan atau untuk mencari konfirmasi . Misalnya “OK?”, “Apakah itu OK?”. Beberapa variasi penggunaan dan bentuk kata ini juga ditemukan dalam bahasa lain.
Istilah ini tampaknya mulai dikenal secara nasional pada tahun 1840, ketika para pendukung partai politik mengklaim selama pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 1840, kata ini merupakan singkatan dari “Old Kinderhook”, nama panggilan untuk presiden Demokrat dan kandidat yang terpilih kembali, Martin Van Buren yang saat itu menjadi penduduk asli Kinderhook, New York, slogan “Vote for OK” lebih tegas daripada menggunakan nama Belanda-nya. Sebagai tanggapan, lawan-lawan politik mengaitkan OK, dalam arti “Oll Correct”, menjadi peristiwa penting dalam sejarah OK, yang secara luas dan tiba-tiba mempopulerkannya di seluruh Amerika Serikat.
Kata OK di Berbagai Negara
Di Brasil, Meksiko, dan Peru serta negara-negara Amerika Latin lainnya, kata ini diucapkan seperti halnya dalam bahasa Inggris dan sering digunakan. Penutur bahasa Spanyol sering mengeja kata “okey” agar sesuai dengan aturan ejaan bahasa tersebut. Di Brasil, kata ini juga diucapkan sebagai “ô-kei”. Di Portugal, misalnya, kata ini digunakan dengan pelafalan bahasa Portugis dan terdengar seperti “ókâi” (mirip dengan pelafalan bahasa Inggris), atau bahkan sebagai “oh-kapa”, dari huruf O (‘ó’) dan K (‘capa’). Di Spanyol , kata ini lebih jarang digunakan dibandingkan di negara-negara Amerika Latin. Di Belanda, kata OK telah menjadi bagian dari bahasa Belanda sehari-hari. Pengucapannya pun sama.
Penutur bahasa Arab juga menggunakan kata ini secara luas, terutama di daerah bekas jajahan Inggris seperti Mesir, Yordania, Israel,Palestina dan Irak , tetapi juga di seluruh zajirah Arab karena prevalensi bioskop dan televisi Amerika. Kata ini diucapkan seperti halnya dalam bahasa Inggris, namun sangat jarang terlihat di koran-koran Arab dan media formal.
Dalam bahasa Ibrani , kata OK biasa digunakan sebagai padanan kata Ibrani [b’seder] (‘memadai’, ‘sesuai’). Kata ini ditulis seperti bunyinya dalam bahasa Inggris
Kata ini digunakan di Jepang dan Korea dalam arti yang agak terbatas, cukup setara dengan “baiklah”. OK sering digunakan dalam bahasa Jepang sehari-hari sebagai pengganti (“baiklah”) atau (ii -“baik”) dan sering diikuti dengan (desu – koula ). Sebuah terjemahan dari kata bahasa Inggris, ditulis sebagai (lit. “ōkē”) atau (lit. “okkē”) juga sering digunakan dengan cara yang sama seperti bahasa Inggris, dan menjadi semakin populer. Dalam bahasa Korea, (secara harfiah berarti “oke”) dapat digunakan dalam bahasa sehari-hari untuk menggantikan “ya” saat menyatakan persetujuan atau pengakuan.
Di Cina Daratan, orang menggunakan kata hǎo (secara harfiah berarti “baik”) lebih sering digunakan dibandingkan kata OK, sedangkan kata “OK” sendiri biasanya digunakan saat berkomunikasi dengan orang asing. Dan, cenderung dimodifikasi menjadi “OK” (OK le) agar lebih sesuai dengan tata bahasa Mandarin OK menunjukkan perubahan keadaan; dalam hal ini menunjukkan tercapainya kesepakatan. Uniknya, kata ini juga digunakan secara bercanda dalam “ejaan” kata untuk karaoke, “KARA-OK” diucapkan “kah-lah-oh-kei” (bahasa Mandarin tidak memiliki suku kata dengan pengucapan “kei”). Pada dialog box komputer, OK biasanya diterjemahkan sebagai; quèdìng, yang berarti “konfirmasi” atau “dikonfirmasi”.
Hong Kong sebagai kota yang lebih banyak mendapat pengaruh Barat, kata “OK” lebih sering didengar dibandingkan dengan daratan. Jika kamu sering menonton film produksi Hong Kong, film atau drama yang berlatar belakang zaman modern menggunakan istilah ini untuk merefleksikan peralihan di kehidupan nyata, bahkan dalam dialog bahasa Kanton.
Di Taiwan , OK sering digunakan dalam berbagai kalimat, populer di kalangan tetapi tidak terbatas pada generasi muda. Di Rusia , OK sangat sering digunakan untuk makna positif. Sementara di Prancis dan Belgia , OK digunakan untuk mengomunikasikan persetujuan, dan umumnya diikuti dengan frasa Prancis. Misalnya, “OK, Bos,”
Di Filipina, “Oke lang” adalah ungkapan umum yang secara harfiah berarti “tidak apa-apa” atau kadang-kadang dieja atau ditulis “okey”.
Kalau di negeri Sharukh Khan, India, kata ini sering digunakan setelah kalimat yang berarti “apakah anda mengerti?”, yang sering kali dianggap tidak sopan, misalnya, “Saya ingin pekerjaan ini selesai, OK?” atau di akhir percakapan (sebagian besar di telepon) diikuti dengan “bye” seperti “OK, bye.”
Dalam bahasa Melayu, kata OK sering digunakan dengan menggukan akhiran tegas ‘lah’, misalnya “OK-lah”. Dalam bahasa Vietna, kata ini dieja dan diucapkan “Ô-kê”. Nah, di Indonesia , OK atau oke-okeh juga digunakan sebagai slogan jaringan televisi nasional RCTI sejak tahun 1994. Tahun ini mungkin kamu belum lahir. Di Pakistan OK telah menjadi bagian dari bahasa Urdu dan Punjabi.
Di Jerman, OK dieja sebagai o.k. atau O.K. atau oke. Ini dapat diucapkan seperti dalam bahasa Inggris, tetapi juga umum digunakan yang bermakna sebagai pengakuan hingga menggambarkan sesuatu yang tidak baik atau buruk, sama seperti penggunaan di Amerika Serikat atau Inggris.
Dalam bahasa Maladewa, OK digunakan dengan cara yang berbeda, sering digunakan untuk menyetujui sesuatu, lebih sering digunakan saat berangkat dari sebuah pertemuan “Oke Dahnee / Kendee.”
Di Singapura, OK sering digunakan dengan akhiran yang digunakan dalam “Singlish” seperti OK lor, OK lah, OK meh, OK leh, yang digunakan dalam berbagai kesempatan.
Oke lah kalau begitu, selamat menggunakan kata OK untuk semua yang bermakna dan memberikan arti baik ya. Gimana menurut kamu? Oke lah ya.