Tutup Tahun, MARI Institute Hadirkan Pembicara Keren di MARI TALKS
Menutup kelas di 2023, MARI Institute (MI) menggelar talkshow ‘Unlock The Power of Speaking Skills’ bersama Caesar Gunawan, Ivy Batuta, Karina Soerja, Andhika Sidik, dan CEO Mahaka Radio Integra, Adrian Syarkawi.
Menurut Ainur Rafikah, Head of MARI Insititute, event ini merupakan penutup dari rangkaian kelas MI sepanjang 2023 dengan konsep berbeda dari kelas regular.
“Selain berbagi wawasan dan pengalaman, MARI Talks ini juga bertujuan untuk merangkul peserta sebagai komunitas besar dan bisa belajar bareng soal kekuatan dari speaking skills,” terangnya.
MARI TALKS yang merupakan program tahunan MI ini menyuguhkan konsep sharing session tentang dampak speaking skills bagi generasi Z dan milenial dalam karir dan peluang pekerjaan yang menjanjikan. Pembicara yang memiliki latar belakang dan pengalaman dalam dunia broadcast secara bergantian membagikan pengalamannya.
Sesi pertama dibuka oleh Ivy Batuta dan Caesar Gunawan. Keduanya adalah penyiar radio dan juga public figure. Ivy, yang kini bersiaran di KIS FM, bercerita tentang perjalanananya menjadi penyiar radio dan mengakui speaking skills menjadi faktor utama dalam karirnya.
“Awalnya, gue diajak ngemsi sama pendengar. Abis itu, ada tawaran untuk jadi pembawa acara di TV,” ungkap Ivy.
Ia kemudian bercerita setelah menjadi pembawa acara di TV dan penyiar radio ia mulai dikenal banyak orang dan kenalan dari berbagai latar belakang. Tawaran untuk menjadi MC datang bergantian. Ivy tidak menduga kemampuan berbicaranya mengubah hidupnya sampai saat ini. Perempuan asal Minang ini mengakui public speaking adalah kemampuan seseorang yang sangat penting karena digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi pemacu meningkatnya rasa percaya diri.
“Speaking skills ini bisa banget meningkatkan kredibilitas seseorang, visibilitas, dan kemampuan mengelola emosi,” tambahnya.
Menurut Ivy, selain penampilan dan bahasa tubuh, hal lain yang menjadi sangat penting dalam speakinbg skills adalah verbal yang meliputi kemampuan memilih kata-kata dan menyusun kata-kata menjadi kalimat yang efektif.
Meski sudah wara-wiri dari satu acara ke acara lain namun Ivy masih merasa belum sempurna saat bertugas. Satu pengalaman tidak menyenangkan pernah ia alami saat memandu sebuah acara formal institusi. Karena salam menyebut nama seorang pejabat, ia dihukum berdiri di atas panggung yang membuatnya trauma.
“Gue nangis. Tapi, gue harus terus bertahan dan bangkit,” imbuhnya.
Pembicara lainnya, Caesar Gunawan, juga menceritakan bagaimana ia memulai karirnya di dunia broadcast. Awalnya, kata penyiar Jak FM ini, seorang teman menawarinya untuk melamar sebagai penyiar di radio anak muda. Padahal, dirinya tidak memiliki dasar siaran. Setelah melewati serangaian tes, ia lolos dan menjadi penyiar radio yang menyasar anak muda Jakarta. Karirnya makin moncer saat ia mendapatkan tawaran dari stasiun TV.
“Sejak menjadi penyiar hingga menjadi pembawa acara sebuah program TV, semua diawali dari kemampuan public speaking sebagai senjata pembius masal” ungkap penyiar yang pernah menjadi asisten dosen ini.
Caesar mencatat saat ini banyak content creator dan vlogger yang belum memahami bagaimana mempraktikkan public speaking sehingga tidak dapat mencolek perhatian audiensnya. Ia menambahkan, menulis caption di media sosial sebenarnya bagian dari public speaking.
Obrolan santai yang dipandu Raditya Hardanto juga menghadirkan Andhika Sidik dan Karina Soerja di sesi kedua, mereka membagi kisahnya bagaimana mereka memulai karir di dunia penyiaran dan industri kreatif.
Andhika yang juga berprofesi sebagai voice over talent mengakui karirnya tidak begitu mulus. Beberapa waktu ia sempat menawarkan jasa voice over nya kepada beberapa agensi namun ditolak.
“Pertama kali mendapatkan job VO, fee nya rendah. Tapi, untuk pengalaman kudu diambil ya kan. Hahaha,” akunya.
Andhika yang memulai karir siarannya pada 2009 ini pernah belajar voice over talent secara otodidak. Menurutnya, saat itu belum ada sekolah yang memberikan pelatihan bagaimana menjadi voice over talent. Untuk memenangi persaingan dan proses belajar, ia kerap mendengarkan iklan di berbagai media.
Ia mengaku, karirnya saat ini memiliki kaitan dengan latar belakangnya sebagai penyiar radio. Suaranya mulai dikenal semua orang dan memiliki karakter. Lagi-lagi, speaking skills menjadi modal utama baginya.
Begitu juga dengan perjalanan karir Karina Soerja. Perempuan yang pernah tinggal di Hong Kong ini harus menghadapi kesulitan saat memulai karir sebagai penyiar radio. Ia tidak bisa menemuan role model penyiar yang memiliki karakter dan interest yang sama. Ia harus menjadi diri sendiri dan belajar bagaimana menjadi penyiar dengan karakter yang kuat.
“Suatu malam, gue dengerin radio dan mimpi jadi penyiar itu apa rasanya. Tapi, gue merasa suara ini cempreng dan tone nya tinggi banget,” aku Kai.
Ia kemudian melamar ke sebuah stasiun radio anak muda, modalnya hanya bahasa Inggris. Walhasil, ia diterima. Karirnya di dunia broadcast menanjak. Ia kemudian bersiaran di beberapa radio hingga menjadi TV Host hingga kini. Menurutnya, speaking skills menjadi keharusan untuk semua orang, bukan hanya bagi penyiar radio.
AI Versus Human Intelligence
Di akhir sesi, CEO Mahaka Radio Integra, Adrian Syarkawi memaparkan bagaimana Artificial Intelligence (AI) berhadapan dengan kecerdasan manusia. Menurut Adrian, perkembangan zaman dan teknologi adalah tantangan bagi manusia dan industri kreatif.
Baginya, kehadiran AI bukan sebuah ancaman malah akan lebih menguntungkan jika dijadikan media kolaborasi. Ia mengakui, AI memiliki kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan kreatfitas yang dimiliki manusia.
“Mahaka Radio menganggap teknologi apapun yang berkembang adalah sebuah peluang. Kreatifitas manusia tentu saja berbeda dengan teknologi atau AI. Manusia memiliki hati dan rasa,” ungkapnya.
Adrian memprediksi tahun 2024, peluang kerja di industri kreatif akan berkembang luar biasa meski persaingan semakin ketat. Ia optimistis, keahlian multi talent akan disukai perusahaan.
“Speaking skills yang dimiliki karyawan bisa membawa keberuntungan bagi karirnya. Karena itu menjadi nilai tambah,” tambahnya.
MARI Talks yang digelar Sabtu, 16 Desember 2023 di CGV fx Sudirman, Jakarta Selatan, ini juga memperkenalkan Aimee (Artificial Intelligence Mustang Announcer for Everyone), radio DJ pertama berkonsep AI.
Tahun 2024, MI akan kembali membuka kelas reguler dengan tema pembelajaran yang lebih komprehensif dan aplikatif serta mentor yang berpengalaman.