Seru Bareng di Kelas KING/QUEEN of SERVICE 2024 Bank Danamon
MARI Institute (MI) berbagi pengetahuan dan tips praktis dalam kelas pembekalan finalis King/Queen of Service 2024 Bank Danamon 2024. Rangkaian kelas yang digelar pada 17-18 April di Jakarta ini dihadiri 24 finalis yang berasal dari beberapa kota, di antaranya, Yogyakarta, Medan, Bandung, Bali, Surabaya,Palembang, Makasar, Gorontalo, Lampung, Riau, Pekanbaru, Banjarmasin, dan Jakarta. Mereka adalah karyawan Bank Danamon yang terpiih untuk mewakili kantor cabang.
Eleonora Jeje, penyiar Gen FM Jakarta dan profesional trainer membuka sesi kelas perdana. Jeje, begitu panggilannya, membagikan pengalaman dan tips bagaimana meningkatkan keterampilan berbicara. Materi ini menjadi materi penting bagi para finalis. Kemampuan public speaking, menurut Jeje adalah seni berbicara atau berkomunikasi yang dilakukan secara lisan untuk menyampaikan ide, gagasan, pesan dan pendapat.
“Ada fakta menarik, survey The Almanact mengungkap 630 dari 3000 orang Amerika ternyata menganggap public speaking menjadi hal yang paling menakutkan,” kata Jeje.
Beberapa finalis setuju dengan temuan ini, sebagian besar malah mengakui, ketakutan dalam berbicara di depan umum adalah sebuah ketakutan yang luar biasa besar. Mereka merinci hal-hal yang menyebabkan ketakutan itu, misalnya takut lupa, takut salah dan keliru, takut tidak dapat menjawab pertanyaan audiens, takut audiens lebih pintar, bahkan rasa takut diperhatikan dan dipermalukan.
Sejak kelas dimulai, finalis sudah diajak melakukan pemanasan dengan melakukan senam wajah, dari lion face hingga latihan artikulasi. Kelas yang berlangsung selama satu setengah jam ini diakhiri dengan sesi praktik.
Workshop hari pertama ditutup dengan kelas personal branding yang disampaikan Karina Soerja, penyiar Kis FM dan news anchor SEA Today. Materi ini berisi tips bagaimana seorang ambassador atau duta perusahaan dapat meningkatkan citra atau reputasi individu dan perusahaan.
Materi kelas yang dibawakan Karina ini membekali finalis tips bagaimana membangun reputasi, kredibilitas, membangun koneksi, kejujuran, dan kepercayaan diri, meningkatkan citra sosial serta controlling narrative bagi setiap finalis.
“Untuk membangun personal branding, ada tiga langkah. Konsistensi, frekuensi, dan visibility,” ungkap Karina. Ia menambahkan, siapapun yang akan terpilih menjadi King atau Queen harus memahami values, visi, misi, dan objektif dari brand perusahaan.
Personal branding, tambah Karina, tidak hanya dalam bentuk narasi atau apa yang disimpan dalam media sosial tapi juga penampilan atau grooming. Menurutnya, grooming tidak hanya soal terlihat tampan atau cantik namun juga soal perasaan nyaman dalam berpenampilan. Karina memaparkan banyak tips menarik dan aplikatif.
“Bagi perempuan, make up menjadi faktor penting juga dalam penampilan. Grooming bagi lelaki dan perempuan keduanya sangat penting,” tambahnya.
Di akhir kelas, Donda Dianmarch, finalis dari Tanjung Karang Way Halim, menjadi peserta yang di-make-over Karina.
Hari kedua workshop semakin seru. Dimulai dengan kelas Adhiramsyah Choesin, Impactful Social Media, finalis banyak bertanya tentang konten, algoritma, narasi, dan bagaimana membuat foto atau video yang menarik.
Menurutnya, media sosial adalah tempat yang memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk menjadi kreator konten. Tetapi, ia mengingatkan, untuk menjadi kreator konten yang baik harus memahami konten apa yang cocok, teknik membuat foto atau video, up to date, informatif, dan aspek non teknis lainnya seperti bagaimana memahami followers dan tools yang digunakan.
“Bagaimana membuat relatable content? Yang pertama, kita harus paham diri sendiri dulu baru target audiens,” imbuhnya.
Sesi tanya jawab dipenuhi pertanyaan – pertanyaan teknis dan tips membuat konten yang menarik.
Menjelang makan siang, finalis disuguhi materi Table Manner yang disampaikan trainer profesional Nadia Tanza. Kandidat King or Queen mendapatkan pengetahuan tentang dining etiquette, materi yang penting untuk meningkatkan personal impression. Sesi yang berlangsung lebih dari dua jam ini kemudian dipraktikkan langsung finalis saat lunch.
Kelas di hari kedua ditutup dengan materi Mastering Communication for Business oleh professional trainer, Ewink SAY. Finalis yang nantinya akan menjadi brand ambassador perusahaan dalam pelayanan dan penjualan, harus memiliki kemampuan berbicara yang baik. Menurutnya, berbicara adalah keahlian paling penting dalam hidup dan pekerjaan.
“Menurut Warren Buffet, seseorang bisa meningkatkan value hingga 50% dengan belajar kemampuan berkomunikasi,” ungkapnya.
Ia menambahkan sebagai front liner, respon yang tepat saat berbicara dengan nasabah atau rekan kerja dapat dilakukan dengan smiling face, anggukan kepala, dan ekspresi yang tepat. Ewink menekankan komunikasi persuasif perlu dilatih. Teknik ini bertujuan untuk memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain baik secara verbal maupun non verbal.