Apa sih Format Lagu di Radio? Berikut Penjelasannya
Kalau kamu pernah ikutan nyanyi-nyanyi saat mendengarkan lagu di radio, percayalah, lagu yang kamu dengar itu sesuai dengan usia dan referensi lagu yang kamu sukai. Stasiun radio punya cara sendiri bagaimana mereka menyuguhkan lagu-lagu asyik buat kuping kamu. Cara itu adalah strategi format lagu.
Dari sekian banyak radio yang ada di Indonesia, dari jutaan pendengar radio pasti punya selera musik yang sangat beragam. Seratus ribu pendengar radio di sebuah kota mungkin sangat menyukai pop melayu, ada juga yang menyukai pop dangdut, rock, R&B, lagu-lagu etnis, keroncong dan sebagainya.
Stasiun radio sangat memperhatikan format lagu yang dimainkannya. Bagi radio, musik atau lagu adalah senjata yang sangat ampuh untuk memenangkan pertempuran. Karena, bagi radio yang isi siarannya hiburan, musik yang dimainkan jadi sangat penting.
Format musik yang lazim dimiliki oleh radio adalah oldies, current, recurrent dan top 40. Tinggal lagi, bagaimana music director mengocok lagu-lagu tersebut menjadi sebuah airplay atau playlist yang enak di kuping. Banyak stasiun radio mengambil kebijakan yang lebih ekstrim, misalnya, hanya memutarkan lagu enak atau memutarkan lagu yang dikenal saja. Atau ada juga yang mengambil kebijakan sebagai hit player atau hit maker.
Misalnya, Gen FM memutarkan lagu-lagu yang paling ingin didengar,Most Radio memainkan lagu the best music 80’s dan 90’s, ada juga Jak FM yang memainkan lagu-lagu terbaik di Jakarta, Kis FM yang memainkan hits 90’s dan banyak lagi.
Lagu yang dipilih, kemudian disusun dalam airplay harian berdasarkan segmentsi radio itu sendiri. Radio dengan segmentasi anak muda akan memainkan lagu yang berbeda dengan radio bersegmen dewasa mapan. Begitu juga dengan psikografis dan tingkatan sosial ekonominya.
Bisa jadi stasiun radio yang bersegmen AB tidak memainkan lagu yang sama dengan radio bersegmen CDE meski lagu tersebut sangat populer. Kebijakan ini diambil biasanya karena persepsi dan pertimbangan lain. Meskipun pada prakteknya bisa berbeda.
Bagi radio yang memiliki multi segmen, pemilihan lagu bisa jadi sangat luas. Memainkan lagu yang oldies, hits, atau Top 40 tidak akan jadi soal asalkan semua pendengarnya mendapatkan hiburan untuk telinga dan relaksasi dan dianggap strategi.
Penyusunan dan pemilihan materi lagu sepenuhnya menjadi tanggung jawab Music Director dibantu Program Director atau Manajer Siaran. Siapa artisnya, apa lagunya, cocok atau tidak dengan segmentasi pendengar dan positioning radio juga warna stasiun keseluruhan adalah pertimbangan awal yang harus diperhatikan.
Mengubah forrmat lagu secara keseluruhan juga sangat mungkin dilakukan saat radio itu mempunyai strategi lain dalam persaingan dan segmentasi. Misalkan, radio yang sebelumnya memutarkan lagu-lagu dangdut mengubah jenis lagu yang dimainkannya menjadi lagu-lagu pop Indonesia, lalu stasiun tersebut menambahkan lagu-lagu barat ke dalam playlistnya.
Efek perubahan ini bisa jadi bermacam-macam. Pertama, pendengar yang loyal dengan lagu-lagu dangdut akan pergi atau bertahan karena masih terlayani dengan lagu dangdut meski porsinya dikurangi atau malah lebih loyal karena merasa bisa mendengarkan lagu pop.
Kedua, pendengar akan ‘terkejut’ karena format lagunya yang tiba-tiba berubah namun akan tetap loyal karena lagu-lagu yang dimainkannya cocok di telinga pendengar.
Perubahan lagu yang signifikan akan membuat persepsi pendengar, klien dan kompetitor berubah dan bisa jadi, -bagi kompetitor – merupakan peluang untuk mendapatkan pendengar yang ‘kabur’ karena perubahan lagu tadi.
Keempat, bagi stasiun sendiri, perubahan ini merupakan langkah-langkah kongkrit dalam memperluas target listenersnya, mendapatkan sekian persen potential listener di radio lain atau biasanya, perubahan format lagu tersebut adalah upaya untuk ‘naik kelas’ stasiun radio. Dan ketika sudah ‘naik kelas’ maka billing akan bertambah atau bahkan berkurang.
Apapun lagu yang dimainkannya tidak akan berarti apa-apa jika tidak diimbangi dengan isi siaran yang baik. Karena bagi radio, tidak hanya musik saja yang disampaikan kepada pendengar, namun juga semua informasi yang merupakan menu utama dalam siaran.
Tentunya, peran penting penyiar, produser, program director, semua aspek di departemen siaran yang akan mewarnai karakter siaran sepanjang hari. Lagu enak, program bagus, SDM oke, pendengar loyal dan billing selalu mencapai target adalah tujuan utama dalam pengelolaan siaran radio.
Dan, tentu saja ada lagu atau musik sebagai senjata pamungkas untuk memenangi peperangan dan pertempuran.