Jangan Menulis Naskah Siaran Sebelum Baca Ini
Menulis naskah untuk radio (telinga) sangatlah menantang. Karena karaker radio berbeda dengan media lain. Naskah yang ditulis diharuskan menggunakan bahasa tutur dan mengandung theatre of mind.
Bagaimana mendapatkan materi siaran
Materi untuk bahan penulisan siaran dapat diambil dari media cetak (koran,majalah, tabloid), siaran televisi, status media sosial, kutipan wawancara, transkrip wawancara, dan sebagainya.
Mengedit naskah yang berasal dari sumber lain
Perhatikan kata-kata yang diambil dari koran atau berita on line. Gaya tulisan dua media ini jelas bukan untuk ‘telinga’, tidak memiliki unsur theatre of mind. Jangan lupa menyebutkan sumber berita.
Menulis naskah siaran untuk penyiar
Salah satu tugas produser adalah menulis naskah siaran untuk penyiar. Kamu bisa menulis beragam topik sesuai dengan segmentasi radio. Tipsnya ;
- Tulis naskah dalam bentuk pointer, biarkan penyiar melakukan adlibbing. Kecuali dalam naskah terdapat data-data yang harus disampaikan dengan akurat.
- Beri petunjuk emosi, misalnya, sedih, gembira, dan sebagainya
- Beri petunjuk lagu yang harus diputar jika perlu
- Beri petunjuk penempatan sound effect (sfx)
- Gunakan bahasa tutur
- Bayangkan karakter masing-masing penyiar
- Keep It Short and Simple
Menulis info ringan dan info lainnya untuk pendengar
Penyiar memerlukan banyak materi kata dan informasi yang berguna untuk pendengar. Tugas produser membantu memilih dan menulisnya. Memilih info yang menarik gampang-gampang susah. Cara berikut bisa membantu kamu
- Pahami siapa pendengar radio kamu. Kalau anak muda, gunakan bahasa anak muda. Jika dewasa mapan gunakan bahasa yang sesuai.
- Pilih info yang sesuai dengan segmentasi. Jika diambil dari berita berbahasa asing, perhatikan bahasa terjemahannya. Jangan pernah pernah percaya pada aplikasi penterjemah karena gayanya tidak hidup.
- Hindari memulai kalimat dengan tebak-tebakan. Misalnya, “Masih ingat dengan selebgram yang diomelin netizen. Hm, siapa ya,” Atau menggunakan bahasa langit. Contohnya, “Politisi yang baik hati seperti malaikat itu memberikan donasi kepada korban banjir,”
- Perhatikan penulisan angka, jumlah, dan ukuran. Gunakan pakem theatre of mind.
- Terus berlatih memilih angle.
Menyusun dan menulis pertanyaan untuk talkshow
Bertanya kepada narasumber dalam talkshow komersial atau bukan sangatlah krusial. Pertanyaan yang diajukan penyiar akan merefleksikan seberapa cerdas penyiar itu.
- Sebelum menulis pertanyaan, lakukan survey dan membaca brief produk untuk talkshow komersil.
- Jika narasumber itu tokoh, selebritas atau orang yang memiliki cerita, lakukan survey sederhana. Cari tahu apa yang disukai, memahami karakternya.
- Hindari pertanyaan bas abasi saat on air, misalnya, ‘Apa kabar?” , “Anda sehat?.”
- Jangan gunakan pertanyaan yang sudah tahu jawaban narasumber, misalnya, “Bagaimana perasaaan kamu terpilih menjadi ratu sejagat?”, “Bagaimana perasaan ibu ketika tahu rumah ibu terbakar habis?”
- Jangan bertanya dengan pertanyaan tertutup. Misalnya, “Senang gak jadi juara nyanyi.?” Sampaikan pertanyaan terbuka. Misalnya, “Bagaimana prosesnya sehingga anda terpilih menjadi astronot?”
- Jangan menulis pertanyaan dengan kaku. Tetap gunakan bahasa tutur.
- Hindari menggunakan double greeting. Misalnya, ‘Selamat pagi Pak Dokter Agung’, ‘Terima kasih Pak Jenderal Raldo’,
- Sebaiknya membuat daftar pertanyaan untuk penyiar dan rute pertanyaan untuk narasumber