Begini Reporter Radio Melakukan Live Report
Saat reformasi 1998, hampir seluruh radio menyiarkan berita langsung dari depan gedung DPR-MPR, di jalanan, di sudut-sudut kota , bangunan yang terbakar, rumah sakit, dan banyak tempat lainnya. Atau peristiwa pemakaman Eril, anak Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang begitu menyita perhatian publik. Atau ketika musim kampanye tiba, aksi demonstrasi mahasiswa, bencana alam, pertandingan sepak bola, atau event-event yang memiliki news value tinggi. Dan, banyak lagi peristiwa yang layak disampaikan kepada pendengar.
Dalam setiap peristiwa penting tersebut, stasiun radio seolah beradu cepat untuk menyampaikan berita terkini. Laporan langsung oleh reporter radio menjadi krusial karena memberikan informasi akurat, langsung dari lapangan. Karena sifatnya yang cepat dan akurat, laporan langsung ini menjadi bagian penting dalam konten program dan berita radio.
Untuk melakukan laporan langsung dari lapangan, reporter radio harus memperhatikan beberapa aspek non teknis dan teknis. Pertama, tentu saja alat komunikasi yang selalu siap. Handphone adalah ‘nyawa’ untuk reporter lapangan, reporter lapangan disarankan membawa handphone dan batere cadangan. Tentu saja, kamu harus memiliki dua nomor handphone dengan operator yang berbeda, tujuannya untuk mengantisipasi sinyal yang lemah.
Kedua, reporter lapangan wajib membawa identitas wartawan. Dengan membawa identitas wartawan akan mempermudah gerak di lapangan. Ketiga, melengkapi diri dengan alat keamanan. Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di lapangan saat meliput di lokasi konflik, rusuh, atau amuk massa. Misalnya dengan mengenakan helm, kacamata, mempersiapkan pasta gigi untuk mengurangi efek gas air mata, dan jangan lupa membawa air minum. Namun selengkap apapun alat yang dibawa, keselamatan nyawa reporter menjadi hal yang sangat penting dan nomor satu.
Teknis melakukan laporan langsung biasanya sudah disepakati dengan kordinator liputan atau produser yang bertugas di meja redaksi di studio siaran. Sebelum menghubungi reporter lapangan, produser atau kordinator liputan akan berdiskusi seputar isi berita, apakah ada narasumber yang akan diwawancarai, apakah ada soundbyte, atau perkembangan situasi di lapangan. Jika laporan langsung dilakukan di tengah demontrasi dengan backsound suara yang berasal dari speaker mobil komando, teriakan massa, bahkan bunyi tembakan aparat, reporter sebaiknya menjauh dari pusat suara agar pendengar dapat mendengar berita dengan jelas. Reporter juga harus pandai menghindar dari lemparan batu atau gas air mata.
Reporter yang menyampaikan laporan langsung harus memiliki kemampuan bercerita secara deskriptif dan naratif, bagaimana ia menyampaiakan sebuah peristiwa secara pandangan mata, tentu saja dengan dasar theatre of mind. Ini tantangannya lho. Pemilihan diksi, kalimat, dan bridging kalimat untuk mengantar dan mengakhiri berita perlu dilatih. Durasi menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.
Dalam beberapa gaya laporan, reporter boleh saja menulis seluruh naskah berita sebelum disampaikan secara langsung atau ada juga yang menulis pointer-pointer penting. Rumusnya adalah akurat, jelas, dan balance.
Untuk melatih bagaimana menyampaikan laporan langsung, reporter dapat melakukannya dengan mengumpulkan berita dari berbagai sumber dan membacanya dengan gaya laporan langsung. Direkam lalu didengarkan kembali.
“Dari Istana Merdeka, Jakarta. Rasendriya Padukone melaporkan untuk MOST Radio. Kita kembali ke studio. ” kalimat ini merupakan contoh back announcement atau clue ketika reporter mengakhiri laporannya.
Sudah tertarik menjadi jurnalis radio? Ikuti terus informasi kelas offline menarik dalam bidang Broadcasting, Public Speaking, Creative Communications, dan Digital & Social Media melalui laman web ini atau akun resmi instagram @mariinstitue.