Jangan Nyerah, Begini Cara Menjaga Supaya Ide Kamu Tetap Segar
Kamu pernah gak sih merasa punya banyak ide tapi bingung bagaimana mengeksekusinya, atau banyak ide tapi belum memutuskan ide yang mana yang dipilih. Atau malahan kamu gak tahu dari mana harus mulai buat menemukan ide.
Pertanyaan di atas bisa saja muncul saat isi kepala kamu dihinggapi banyak ide. Kesulitan menuangkan ide, kebingungan bagaimana mengeksekusi ide yang terlalu banyak, atau berkutat pada ide-ide yang sederhana dan bahkan kompleks tanpa adanya pilihan dan keputusan.
Sebenarnya, kita selalu memiliki ide tetapi bagaimana memulai untuk mendapatkan ide adalah soal kebiasaan. Adalah otak bagian kanan yang memiliki hubungan dengan pekerjaan kreatif, intuitif, dan kecepatan. Otak bagian inilah yang menggerakan sensor untuk menjadi lebih kreatif.
Dustin Wax, editor pada sebuah portal ilmiah, mengatakan kebanyakan orang kreatif tidak menganggap dirinya berbeda karena kreatifitasnya. Lalu, apa yang membedakan orang kreaif dengan bukan orang kreatif – atau yang kurang kreatif? Jawabannya sederhana, kata Dustin, bukan pada bagaimana ide itu datang tapi rasa percaya diri yang dapat menjadikan kreatifitas itu menjadi sesuatu hal yang baru. Dalam konteks ini, prinsip ATM [Amati, Tiru, dan Modifikasi] dapat dilakukan. Kamu udah familiar dong dengan istilah ini.
Ada hal lain yang membedakannya yaitu seberapa besar keinginan untuk mengambil risiko dengan ide-ide, melewati batas ‘bermain aman’ dan ‘nyaman’. Dustin mencoba menjelaskan jika memiliki ide sebaiknya segera diwujudkan.
Dustin yakin kreatifitas datang dari diri kita sendiri, atau ketika kita melakukan interaksi dengan orang lain. Misalnya, tambah Dustin, ketika kita berbicara dengan orang lain maka ide-ide akan muncul. Pekerja kreatif akan mengeksplor hal yang dapat dijadikan sebuah ide.
Menurutnya menjadi kreatif dapat dilakukan dengan lima cara, yaitu ; preparation, conscious attention, curiosity, effort, dan serendipity.
Persiapan (preparation), kamu bisa mendatangkan ide jika kamu sudah memiliki kompetensi dalam bidangnya masing-masing. Misalnya, seorang ilmuwan pasti memiliki ide tentang sesuatu yang terkait dengan ilmu pengetahuan, dia tidak akan memiliki ide untuk menulis puisi kecuali jika sudah mempersiapkannya. Atau penyair pasti tidak memiliki ide tentang ilmu biologi atau ilmu alam. Dengan idenya, musisi akan banyak menghadirkan gubahan yang anggun.
Perhatian (attention), dengan memperhatikan dunia sekitar, kamu bisa mendatangkan ide bahkan menjadi ide yang baru.
Keingintahuan (curiosity), biasanya kreatifitas kerap datang dari keingintahuan. Dimulai dengan pertanyaan “bagaimana jika?”
Usaha (effort), meski ide kreatif kamu banyak, rasanya tidak cukup jika tidak memiliki komitmen untuk dituangkan dalam eksekusi. Mungkin kamu bilang ‘Ide itu gampang,koq’, tapi di sisi lain kamu bisa bilang ‘Gila, ini eksekusinya koq susah ya,’. Inilah sebabnya, ide perlu dipikirkan, diperhatikan, dijaga, dan berkomitmen untuk diwujudkan. Jika tidak dilakukan maka ide akan hilang begitu saja. Kapan saja dimana saja. Sia-sia.
Ketidaksengajaan (serendipity), ada dua hal tetang ketidaksengajaan. Pertama, keberuntungan di tempat dan waktu yang tepat, misalnya saat Newton melihat apel yang jatuh dari pohon tepat di depannya, maka lahirnya teori gravitassi. Kedua, mengaitkan antara dua hal yang tidak berhubungan.Misalnya apa hubungan kamar mandi dan tanggal kelahiran? Apa hubungan mantan dan Spiderman, apa hubungan antara pasir dan garis horizon, kamu bebas mengaitkan apa saja.
Kreatif adalah hasil dari olah pikir kamu dan siapa saja Berdasarkan ketertarikan masing-masing orang. Ide bisa datang di mana saja. Bahkan di toilet sekalipun.
Kamu tidak akan kekurangan ide, tapi untuk melatihnya kamu harus terbiasa dengan perasaan ‘tidak puas’ terhadap satu ide.
Kira-kira, setelah baca artikel ini. Apa ide kamu?