11 Soft Skills Ini Bikin Kamu Naik Gaji
Untuk sukes di dunia kerja, menguasai hard skill saja tidak cukup ternyata. Hard skills akan sempurna jika digabungkan dengan soft skills. Kemampuan mempraktikkan soft skills dapat membuat kamu lebih sukses dalam menjalankan peran di kantor. Soft skills adalah kekuatan pribadi yang mendorong kemampuan untuk berkolaborasi, memimpin, menciptakan dan mengembangkan karir. Termasuk kemampuan untuk memberikan perspektif dan reaksi terhadap pekerjaaan. Eits, jangan terjebak dengan kata ‘soft’ yang berarti lemah ya. Kata ‘soft’ dalam konteks ini bermakna empathy dan curiosity ketimbang ego dan ketidakpedulian seseorang.
Soft skills diperlukan sebagai ‘penyempurna’ dalam karir dan pekerjaan seseorang. Menurut tulisan Steph Knapp yang dilansir zaiper.com, setidaknya ada 44 soft skills yang bisa mendongkrak karir. Redaksi MI telah merangkum sebelas soft skills untuk kamu.
Kemampuan Komunikasi
Kolaborasi tanpa komunikasi sudah dipastikan tidak akan mungkin terjadi. Faktanya, setiap karyawan atau orang memiliki cara komunikasi berbeda, gaya menyampaikan dan apa yang disampaikan dalam komunikasi tidak akan sama. Ide-ide brilian di dalam kepala tidak akan lahir jika tidak disampaikan dengan baik. Keterampilan komunikasi tentu diperlukan untuk menyampaikan sesuatu kepada rekana kerja, atasan dan mitra strategis.
Kemampuan Menulis
Komunikasi tidak hanya inteview atau verbal, meeting, dan video call. Aturan yang sama, bagaimana menyampaikan ide yang baik, juga harus diterapkan dalam gaya komunikasi tulisan. Ide bisa disampaikan dalam bentuk tulisan, melalui imel internal atau wa. Menurut penelitian, sebaiknya menulis imel tidak lebih dari 5 menit. Kamu juga bisa menyampaikan hal lain dalam tulisan. Tentu saja harus jelas dan engaging. Coba saja berlatih menulis mulai sekarang.
Public Speaking
Kemampuan public speaking memiliki peranan penting. Saat ini, mungkin kamu menganggap belum memiliki kesempatan untuk berbicara di depan umum, memberikan motivasi, atau melakukan presentasi di depan rekan kerja dan klien. So, sebelum saat itu datang, tidak ada salahnya kamu berlatih saat ini.
Responsif
Keterampilan ini juga perlu dilatih. Jangan sampai, kamu sangat lama tidak merespon pesan atau imel rekan kerja. Kamu harus yakin, ketika orang lain memerlukan respon kamu, ini tandanya kamu dibutuhkan. Menunda membalas wa atau imel malah membuat komunikasi tidak efektif. Merespon situasi atau sikap dalam meeting juga menjadi bagian soft skill yang penting.
Empati
Nah, soft skill yang satu ini nampaknya tidak begitu disadari menjadi faktor yang paling penting dalam hubungan kerja. Meskipun kamu jago dalam berkomunikasi, ini tidak berarti kamu harus antipati pada situasi dan perasaan orang lain. Untuk menjadi orang yang sensitif, kamu harus melatih menunjukkan empati. Caranya, banyak mendengar, tunjukkan respek dan melakukan kolaborasi dengan tim dalam menentukan target. Begitu juga dengan sikap yang menghormati pendapat dan perspektif orang lain.
Emotional Intelligence
Menahan emosi untuk tidak mengirimkan imel yang memaki-maki rekan kerja atau atasan bisa menjadi ancaman. Dengan emotional intelligence yang matang, kamu bisa mengatur emosi dan tentu saja menjaga agar kamu tetap keraj. Lagipula, gak ada gunanya marah-marah kan?
Mendengar
Keterampilan ini memang akan ‘membosankan’ jika harus terus mendengarkan orang lain, baik keluhan pekerjaan. Tetapi, dampaknya akan luar biasa. Kamu akan terbiasa bagaimana berkomunikasi dan memberikan input yang konstruktif dari mendengarkan.
Cultural Intelligence
Memahami budaya kerja di perusahaan dan mengaplikasikan dalam pekerjaan dan hubungan antar individu dan organisasi akan membuat kamu dan lingkingan kerja lebih produktif dan harmonis.
Mindset
Memiliki growth mindset memang ‘tidak terlihat’, tetapi bisa dibuktikan dengan bagaimana cara mengatasi kegagalan, proses yang tidak benar, dan memberikan feedback pada situasi yang tidak kondusif. Growth mindset adalah pikiran-pikiran positif yang bisa membuat sukses.
Persisten
Dari asal katanya, persisten memiliki arti kegigihan atau keuletan atau daya tahan yang kuat. Sifat ini membuat seseorang terus melakukan pekerjaannya dengan ulet dan memiliki fokus dalam pencapaian target. Bagi sebagian orang, persisten menjadi pemacu dalam meraih kesuksesan.
Orientasi pada Hasil
Jika kamu memiliki goal mencapai tangga karir, hal pertama yang kamu lakukan adalah konsisten memberikan hasil pekerjaan, meskipun tidak sesuai dengan ekspektasi atau di bawah KPI. Belajar dari kegagalan sudah menunjukkan itikad untuk belajar dan memperbaikinya.